JAKARTA - Komando Armada RI Kawasan Barat saat ini diperkuat 4 KRI jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) setelah diresmikan kapal baru-baru ini.
KRI Sembilang-850 telah menambah kekuatan Unsur KRI yang dioperasikan jenis kapal cepat rudal (KCR) produksi dalam negeri menjadi 4 unsur KRI.
Kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal mulai memperkuat jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat dalam tugas–tugas operasi pengamanan laut
Diawali dengan masuknya KCR-40 pada bulan April 2011 dengan nama KRI Clurit-641 dan pada bulan Februari tahun 2012 kembali diperkuat kapal perang jenis yang sama KRI Kujang-642.
Kapal perang tersebut merupakan kapal pemukul reaksi cepat yang dalam pelaksanaan tugasnya mengutamakan unsur pendadakan, mengemban misi menyerang secara cepat, menghancurkan target sekali pukul dan menghindar dari serangan lawan dalam waktu singkat pula.
Kapal perang KCR-40 KRI Clurit yang sehari-hari dibawah pembinaan satuan kapal cepat (Satkat) memiliki daya tembak/hancur yang besar karena dilengkapi persenjataan Rudal C-705.
Kelebihan kapal perang ini dilengkapi dengan sistem persenjataan canggih berupa Sensor Weapon Control (Sewaco), meriam caliber 30 mm 6 laras sebagai Close in Weapon System (CIWS), dan meriam anjungan 2 unit kaliber 20 mm.
KCR-02
Tiga kapal cepat Rudal (KCR) -40 produski dalam negeri saat manuver dalam latihan di perairan Kepulasuan Riau.
Selanjutnya pada bulan Januari 2013, Komando Armada RI Kawasan Barat diperkuat kapal jenis KCR-40 dengan nama KRI Baladau-643 . Kapal dengan teknologi tinggi itu memiliki spesifikasi panjang 44 meter, lebar 8 meter, tinggi 3,4 meter dan sistem propulasi Fixed propeller 5 daun serta mampu berlayar dengan kecepatan 30 knot.
Tiga kapal perang jenis KCR-40 tersebut telah dilibatkan dalam kegiatan operasi keamanan laut diwilayah perairan yang menjadi tanggung jawab Komando Armada RI kawasan Barat khususnya di perairan perbatasan dengan negara tetangga .
KRI yang diproduski Mitra kerja di Batam ini saat tidak terlibat operasi berada di pangkalan TNI AL Mentigi Tanjung Uban.
Dalam kegiatan operasi yang digelar Komando Armada RI Kawasan Barat kapal perang jenis KCR-40 tersebut pernah dilibatkan dalam kegiatan operasi keamanan laut di perairan Selat Malaka dan perairan selat Singapura.
Dalam kegiatan operasi kapal perang jenis KCR ini dalam kegiatan operasi dibawah Komando pelaksnanan Operasional Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI kawasan Barat.
Diantaranya dilibatkan dalam operasi Arung Pari dan Taring Pari serta patroli terkoordinasi di perairan Selat Malaka dengan kapal perang Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) , di perairan Selat Singapura dengan kapal perang Republik Singapura Navy (RSN) di wilayah perairan masing-masing negara.
Selain itu dalam kegiatan latihan pernah dilibatkan dalam berbagai latihan seperti latihan terpadu tahun 2011 dan 2012 yang dilaksnakan Komando Armada RI kawasan Barat bersama dengan unsur kapal perang jenis parchim, penyapu ranjau dan kapal angkut jenis Froch serta Fast Patrol Boat (FPB) 57.
Selain itu pernah dilibatkan dalam latihan Gabungan TNI beberapa waktu yang lalu.
Dinas Penerangan Koarmabar dalam pers rilisnya, menyatakan, dengan betambahnya kekuatan TNI AL jenis PC-43 KRI Sembilang-850 yang diresmikan minggu lalu telah menambah kekuatan kapal perang baru produski dalam negeri yang dioperasikan oleh jajaran Komando Armada RI Kawasan Barat
Secara kapal-kapal perang TN AL produski dalam negeri yang dioperasikan oleh Komando Armada RI Kawaswan Barat diantaranya termasuk jenis FPB-57 KRI Barakuda-633 dan KRI Lemadang-632 PT PAL Surabaya
TNI Angkatan Laut hari ini akan tampil lebih disegani di lautan
dunia. Korps Baju Putih itu akan diperkuat kapal patroli cepat rudal
trimaran bernama KRI Klewang.
Pembuatan kapal ini memang sengaja dirahasiakan karena menurut Andi
Luqman, Contract Manager, PT Lundin Banyuwangi KRI Klewang adalah kapal
siluman yang memiliki anti deteksi radar. Kapal perang yang memiliki
panjang 63 meter ini merupakan kapal perang paling canggih dari semua
jenis kapal perang yang dikembangkan di Asia Tenggara.
Bentuk lambung yang radikal sengaja digunakan untuk memungkinkan kapal
ini dapat menembus gelombang sehingga dapat meningkatkan stabilitas,
Kapal ini dibangun dengan menggunakan material komposit serat karbon
yang memanfaatkan
vacuum infusion process dan
resin vinylester
sehingga lebih ramah biaya operasional dan pemeliharaan.
Trimaran yang menjadi model dari KRI Klewang sendiri berasal dari
kepulauan Pasifik dan merupakan jenis kapal
multihull atau
berlambung lebih dari satu. Bagian kapal terdiri dari lambung utama yang
disebut VAKA dan dua lambung kecil atau cadik yang menempel di kanan
dan kiri lambung utama yang disebut AMAS.
Jadi memang desain kapal perang Trimaran diambil dari perahu bercadik
yang banyak dijumpai di kepulauan Pasifik karena kapal perang
konvensional selalu berlambung tunggal atau
monohull dan sulit
bermanuver di perairan dangkal dan mudah tenggelam.
Kelebihannya kapal
multihull antara lain mampu berlayar di
laut dangkal, mempunyai kecepatan lebih kencang daripada kapal sejenis
yang memakai satu lambung. Lebih ringan, stabil dan tentunya susah untuk
tenggelam.
Namun bukannya tanpa cela, model trimaran memerlukan dok yang lebih
lebar dengan adanya cadik di kanan dan kiri lambung utama, kecuali cadik
tersebut bisa dilipat. Saat bermanuver seperti berbelok, kapal jenis
trimaran juga memerlukan ruang yang lebih luas daripada kapal perang
konvensional dan juga lambung utama yang lebih kecil yang tentu saja
menyusutkan penempatan kabin di dalamnya.
KRI Klewang akan menjadi Littoral Combat Ship (LCS) pertama milik
Indonesia. Walau bukan yang pertama di dunia dalam pembuatan kapal
perang bermodel desain trimaran, KRI Klewang merupakan satu-satunya
kapal perang berbahan komposit serat karbon di Dunia. Pemilihan serat
karbon memiliki kelebihan lebih sulit dideteksi
Selain itu, dengan menggunakan komposit serat karbon diharapkan kapal
perang berpeluru kendali milik Indonesia mampu memiliki manuver di atas
air yang mumpuni, stabil, lincah, ringan namun kuat karena kekuatan
serat karbon diyakini memiliki kekuatan 20 kali lebih kuat dibanding
baja.
PT. Lundin mendapatkan kontrak pembuatan satu unit kapal perang
siluman dari TNI AL pada 2009. Kontrak ini merupakan tindaklanjut dari
program riset dan pengembangan yang dilakukan PT. Lundin dan TNI AL pada
2007. Konstruksi kapal mulai dibangun pada 2010 dan dilakukan secara
rahasia terkait rancangan dan metode konstruksi kapal.
2. kapal induk
Saat ini PT PAL Surabaya juga sudah membuat
prototype kapal induk kecil yang bisa memuat 6 helikopter, juga sudah
membuat blueprint yang untuk pesawat jet tempur.
0 opmerkings:
Plaas 'n opmerking