Berikut cara dan tips bagaimana menetaskan telur itik atau bebek. Sebenarnya tata cara penetasan telur itik hampir sama dengan tata cara penetasan telur ayam. Perbedaan yang mencolok hanyalah masalah waktu atau lama hari penetasan. Telur itik membutuhkan waktu sekitar 28 hari sedangkan telur ayam hanya butuh waktu sekitar 21 hari.Berikut akan kami sajikan pengetahuan kami perihal tata cara penetasan telur itik meskipun kami bukanlah yang terbaik dalam hal ini. Mudah-mudahan yang kami berikan ini membawa manfaat bagi kita semua. Aamiin.Persiapan telur.
- Memilih atau menyeleksi telur tetas sesuai dengan kriteria telur tetas yang baik
- Telur yang kulitnya terlalu kotor perlu dibersihkan,ipis akan tetapi perlu ke hati-hatian dalam membersihkan kulit telur jangan sampai lapisan kulit ikut hilang
- Pisahkan telur retak, kerabang tebal/tipis
Persiapan mesin tetas
- Fumigasi mesin tetas telah dilakukan satu hari sebelum mesin dipakai meskipun mesin tersebut baru dibeli. caranya adalah dengan menggunakan KMNO4 dan formalin. Masukkan wadah pada mesin tetas. Tuang KMNO4 pada wadah setelah itu campur dengan formalin. Setelah itu tutup mesin tetas dan lubang ventilasi. Fumigasi berlangsung selama 30 menit atau 1 jam. Telur jangan dimasukkan dulu. Takaran untuk formalin 2 kali lipat dari KMNO4
- Hubungkan mesin tetas dengan catu daya listrik dan tunggu sampai suhu mencapai kestabilan pada suhu 37-38°C. Pemanasan mesin tetas dilakukan minimal 3 jam sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas
- Cek dengan seksama cara kerja thermostat, pitingan lampu dan yang lainnya
- Sediakan cadangan bola lampu (dop) atau lampu templok (minyak tanah)
Setelah segala sesuatunya telah siap maka saatlah kita masuk ke tahap proses penetasan telur yang sebenarnya. Adapun urutan kerja selama proses penetasan telur itik adalah sebagai berikut :
Hari ke-1
- Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan posisi miring atau tegak (bagian tumpul di atas). Telur bisa langsung begitu saja dimasukkan ke dalam mesin atau melalui proses prewarming terlebih dahulu yaitu dibilas secra merata dengan air hangat.
- Ventilasi ditutup rapat
- Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C)
Hari ke-2
- Ventilasi dibiarkan tertutup sampai hari ke-3
- Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C)
Hari ke-3
- Pembalikan telur harian bisa dimulai pada hari ini atau masuk hari hari ke-4. Disarankan pembalikan telur minimal 3x dalam sehari-semalam (jika memungkinkan dipakai rentang waktu setiap 8 jam. Misalkan pagi pukul 05.00, siang pukul 13.00, dan malam pukul 21.00.
- Bersamaan dengan itu bisa dilakukan peneropongan telur kalau sudah memungkinkan karena ketelitian seseorang berbeda-beda. Telur yang berembrio ditandakan dengan bintik hitam seperti mata yang ikut bergoyang ketika telur digerakkan dan disekitarnya ada serabut-serabut kecil. Kalau telur tidak menandakan tersebut dikeluarkan saja dam masih layak untuk dikonsumsi. Peneropongan telur dilaukan ditempat yang gelap argar bayangan telur nampak lebih jelas.
- Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-4
- Pembalikan telur harian sesuai jadwal hari ke-3
- Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian
- Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C)
Hari ke-5
- Pembalikan telur harian
- Ventilasi dibuka ½ bagian
- Kontrol suhu antara (37.8-38,8°C)
Hari ke-6
- Pembalikan telur harian
- Ventilasi dibuka ¾ bagian
- Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-7
- Pembalikan telur harian
- Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui perkembangan embrio (hidup atau mati). Embrio mati mati ditandakan dengan bercak darah atau lapisan darah pada salah satu sisi kerabang telur sedang embrio yang berkembang serabut yang menyerupai sarang laba-laba semakin jelas
- Ventilasi dibuka seluruhnya
Hari ke-8 sampai ke-13
- Pembalikan telur harian
- Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-14
- Pembalikan telur harian
- Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup atau sudah mati. Telr fertile membentuk gambaran mulai gelap dengan rongga udara yang terlihat jelas
Hari ke 15 sampai ke-20
- Pembalikan telur harian
- Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-21
- Pembalikan telur harian
- Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup dan mati. Embrio mati ditandakan dengan bocornya lapisan rongga udara sehingga telur terlihat hitam semua
- Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-22 sampai ke-25
- Pembalikan telur harian
- Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-26 sampai ke-27
- Pembalikan telur dihentikan
- Kontrol kelembaban, lakukan penyemprotan jika diperlukan (dengan semburan yang paling halus)
- Biasanya ada telur yang sudah mulai menetas di malam hari
Hari ke-28
- Telur-telur sudah banyak yang menetas
- Keluarkan cangkang telur dari rak agar space atau ruangan lebih longgar
- Keluarkan anak itik yang baru menetas setelah bulunya setengah kering atau kering seluruhnya
- Proses menetas biasanya berlangsung hingga hari ke-29
- Dan setelah semuanya selesai mesin tetas bisa dibersihkan dan difumigasi kembali untuk persiapan proses penetasan berikutnya.
- Catatan tambahan : hendaklah melakukan pendinginan telur minimal 2 kali sehari karena kalau melihat prilaku unggas yang mengerami telurnya maka dia akan meninggalkan telur untuk berenang beberapa saat kemudian masuk ke tempat pengeraman kembali dan begitu seterusnya dan kalau diperhatikan hal tersebut kadang dilakukan setiap hari.
Bisnis budidaya / peternakan bebek (itik) memiliki prospek yang cukup menjanjikan dan dapat menunjang masa tua atau pensiun. Ini dikarenakan permintaan yang makin tinggi dari masyarakat untuk konsumsi telur dan daging bebek (itik). Menurut data statistik dirjen peternakan 2010 populasi 42,090jt Menghabiskan sekitar 216,7ton daging & 216.701.000 ton telur.
Umumnya usaha peternakan bebekditujukan untuk bebek petelur. Namun peluang bebek pedaging juga bisa diambil dari bebek jantan atau bebek betina yang sudah lewat masa produksinya. Selain itu bisa juga pebisnis mengambil bagian pembibitan ternak bebek sebagai fokus usaha.
Ternak bebek / itik disebut juga sebagai unggas air, karena sebagian kehidupannya dilakukan di tempat yang berair. Hal ini ditunjukkan dari struktur fisik seperti selaput jari dan paruh yang lebar dan panjang. Selain bentuk fisik dapat juga dilihat bahwa keberadaannya di muka bumi ini, dimana itik kebanyakan populasinya berada di daerah dataran rendah, yang banyak dijumpai di rawa-rawa, persawahan, muara sungai. Daerah-daerah seperti ini dimanfaatkan oleh itik menjadi tempat bermain dan mencari makan.
Sebelum program intensifikasi pertanian menjadi program nasional,
pemeliharaan itik secara tradisional atau dengan digembala memang sangat menunjang konsep pengendalian hama pertanian secara terpadu. Itik umumnya mencari makan di permukaan sawah dan sekitar batang/rumpun pada batang padi. Namun sejak penggunaan obat-obatan pembasmi hama pertanian makin intensif dan adakalanya dosisnya berlebihan, kasus keracunan itik sering menimbulkan konflik sosial. Pemeliharaan itik secara tradisional makin mengandung resiko besar.
Melihat gambaran ini, mengubah kebiasaan cara pemeliharaan dari cara tradisional ke arah pemeliharaan intensif memang perlu, sebab bagai manapun juga mempertahankan pemeliharaan tradisional dimasa mendatang tidak bisa diharapkan. Hal ini disebabkan pertama, makanan itik disawah atau dihabitatnya makin langka akibat penggunaan obat-obatan pembasmi hama; kedua, tingkat produktifitas itik yang dipelihara secara tradisional makin kurang nilai ekonominya, hanya bekisar antara 10-41% atau rata-rata 22,5% (lebih kurang 80 butir telur setahun). Hal ini menuntut para ilmiawan untuk memperkenalkan metode baru dalam mengelola
ternak itik.
Balai Penelitian Ternak (BPT) Ciawi Bogor memperkenalkan alternatif pemeliharaan ternak itik secara terkurung. Ternyata dengan percobaan-percobaan yang telah dilakukan, ternak itik dapat berkembang dan berproduksi sama bahkan dapat melebihi dari hasil pemeliharaan berpindah-pindah (tradisional). Tentu saja tehnik pemeliharaan secara terkurung menuntut berbagai disiplin ilmu dan teknologi yang perlu diterapkan oleh peternak. Namun sebenarnya tuntutan tersebut tidaklah merugikan peternak, malahan akan memberikan hasil yang baik.
Melaksanakan “Sapta Peternakan” peternak akan dapat memperoleh hasil yang optimal. Sapta Peternakan itu adalah :
1. Tepat bibit
2. Tepat makanan (pakan)
3. Tepat perkandangan
4. Tepat kontrol penyakit
5. Tepat pasca panen
6. Tepat pemasaran
7. Tepat pengelolaan
Analisa bisnis usaha penetasan telur
Berikut ini analisa bisnis usaha penetasan telur itik atau bebek, meskipun ini adalah hitung-hitungan kasar tetapi bisa dipergunakan untuk menganalisa gambaran usaha penetasan telur itik ini. Diasumsikan kita akan menetaskan telur itik sejumlah 100 butir. Telur itik akan menetas dalam waktu 28 hari.
Biaya Yang dikeluarkan:
100 butir telur @Rp 1800 = Rp 180.000
Listrik 28 Hari = Rp 30.000
Operasional = Rp 30.000
Total Pengeluaran = Rp 240.000
Hasil Yang diperoleh:
DOD Menetas diasumsikan 75% atau 75 ekor anakan itik (DOD) dari 75 ekor tersebut 38 Betina dan 37 Jantan.
38 ekor DOD Betina @Rp 8500 = Rp 323.000
37 ekor DOD Jantan @Rp 5500 = Rp 203.500
Total hasil = Rp 526.500
Keuntungan yang diperoleh dari 100 butir telur itik selama sebulan Rp 526.500 – 240.000 = Rp 286.500, Jika jumlah telur yang dierami 1000 butir keuntungan yang bisa diperoleh juga 10 kali lipat dari itu yaitu Rp. 2.860.000. Begitulah kiranya sekilas prospek peternakan bebek yang begitu menjanjikan. Apalagi di lakukan secara intensif dan profesional hasilnya pasti lebih memuaskan.
mantap info nya broo...
AntwoordVee uitsalam sukses ...
imand byrob
menjual mesin penetas telur otomatis >> tetomatic.weebly.com <<
wah kalau sudah mahir bikin mesin sendiri bisa jadi bisnis jual mesin dong gan :D thanks infonya :D
AntwoordVee uitMau coba ah
AntwoordVee uit